This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Data Ultah

lines 0
select sta_num, std_name, sta_term, sta_course, sta_day, sta_time, sta_room, std
_bdate,std_add1, std_add2, std_add3, std_phone, std_phone
from stdacd, stdmst where std_code=sta_num and sta_term='1101' and sta_pay>0 i
nto 'datasis1101.txt'/

MANAJER JANGAN MERASA HEBAT

"Saya lah orang yang hebat”; demikian salah seorang manajer berucap dengan begitu percaya diri. Benarkah demikian? Tidaklah mudah untuk menilai seseorang itu hebat atau andal; sekalipun dia seorang manajer. Yang sering terlihat kasat mata adalah perilaku angkuh. Malas dan malu bertanya pada bawahan. Padahal kapabilitasnya tak sehebat yang dibayangkan. Hal ini bisa jadi seseorang menjadi manajer karena pertimbangan satu atau dua faktor, misalnya karena hanya faktor pengalaman kerja atau memiliki ketrampilan teknis tertentu. Atau bahkan karena ada hubungan keluarga dengan atasannya. Sementara pengertian hebat itu selalu dikaitkan dengan serba tahu dan serba bisa. Padahal dalam kenyataannya tidaklah demikian. Tiap individu pasti memiliki faktor-faktor pembatas.

Keterbatasan manajer dalam menjalankan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya bisa berupa dalam hal pengalaman kerja, wawasan dalam memimpin, dan membangun harmonisasi hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Dari sisi pengalaman di unit kerja bisa jadi banyak subordinasi yang memiliki pengalaman kerja lebih lama. Mereka sudah sangat memahami iklim kerja yang ada. Mulai dari bagaimana mengerjakan tugasnya, berkoordinasi, hingga membangun suasana kerja yang nyaman. Sementara dari sisi wawasan bisa jadi tidak lebih dari para subdordinasinya. Tidak jarang para subordinasi yang rata-rata pendidikannya tingkat sarjana dan diploma plus pengalaman kerja yang cukup ternyata memiliki wawasan yang lebih luas ketimbang manajernya. Begitu pula tentang bagaimana membina hubungan kerjsasama antarkaryawan. Khususnya bagi karyawan yang senior dari sisi usia bisa jadi berpenampilan lebih dewasa dan bijak ketimbang manajernya.

Idealnya seorang manajer ditunjuk oleh manajemen puncak karena pertimbangan kompetensinya. Bisa berupa kompetensi lunak dan juga keras. Kompetensi lunak berupa kecerdasan emosional, spiritual, kegigihan, dan kecerdasan sosial. Sementara kompetensi keras berupa tingkat pengetahuan dan ketrampilan teknis bidang pekerjaannya. Namun dalam prakteknya belum tentu semua jenis kompetensi itu sudah bisa digunakan secara optimum. Dalam hal ini seorang manajer harus menyadari tentang kekuatan dan kelemahan diri dan memahami lingkungannya. Untuk itu maka ada beberapa cara yang bisa ditempuh. (1) pada awal bertugas di unit, manajer melakukan orientasi pekerjaan; tak ada salahnya untuk bertanya pada karyawan tertentu tentang kondisi pekerjaannya yang baru.; (2) memelajari proses pekerjaan termasuk masalah-masalah yang dihadapi unit dan karyawan; dan (3) memelajari perilaku para karyawannya. Paling tidak tiga hal itu dapat membantu manajer dalam menerapkan tugas-tugasnya sebagai penyelia (supervisor) dan juga pemimpin.

Sebagai penyelia dan pemimpin maka seorang manajer seharusnya memiliki berbagai kelebihan dibanding para karyawannya baik dalam hal perilaku kepribadian, visioner, kompetensi maupun pengetahuan umum. Dengan demikian manajer bisa dijadikan teladan oleh para karyawannya.. Namun menyadari sisi kelemahannya, seorang manajer harus terus membangun dirinya. Jangan sampai potensi dalam menyelia dan memimpin lebih rendah ketimbang yang dimiliki subordinasinya. Kalau tidak ada upaya apapun kecuali mengandalkan pada “power” jabatan manajer maka lambat laun keteladanannya semakin pudar. Karyawan yang cerdas tidak semata-mata menghargai seorang manajer dari sisi jabatannya melainkan lebih dari itu yakni sisi keandalan kompetensi dan kepemimpinannya.

Beberapa jalan yang bisa ditempuh meliputi (1) selalu terus melakukan pembelajaran diri baik dalam aspek-aspek teknik manajerial, pekerjaan, dan humaniora; (2) mengikuti dan memelajari perkembangan bisnis dan keorganisasian serta masalah-masalah pembangunan melalui jaringan dan media informasi terpercaya misalnya internet, jurnal, dn majalah populer; (3) berperilaku tidak tinggi hati namun tetap tegas dalam menerapkan norma-norma kedisiplinan kerja dan hubungan sosial; (4) melakukan koordinasi dan evaluasi pekerjaan rutin sebagai umpan balik 360 derajat untuk peningkatan kinerja karyawan dan unit; (5) mensosialisasi strategi dan kebijakan baru organisasi dan bagaimana kaitannya dengan pekerjaan; dan (6) membuka pintu konsultasi untuk para karyawan yang akan melapor dan atau menyampaikan permasalahan yang dihadapi mereka.

PELAYANAN MUTU TERPADU DAN STRATEGI SDM

Bicara era pasar global berarti bicara tentang persaingan bisnis. Perusahaan tidak bisa sembunyi dari realita tersebut. Globalisasi tidaklah untuk dihindari. Tetapi untuk diraihnya peluang dalam meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan perusahaan. Perusahaan yang berhasil memasuki era global dicirikan oleh manajemen biaya produksi yang efisien, mutu produk yang tinggi yang sesuai dengan permintaan pasar dan yang mampu mengurangi sumberdaya terbuang, fleksibilitas dalam pengembangan pangsa pasar, dan pelayanan atau pengiriman produk sesuai tepat waktu. Salah satu strategi alternatif untuk memenangkan persaingan adalah pelayanan mutu terpadu (Total Quality Service).

Inti tujuan dari strategi pelayanan mutu terpadu (PMT) adalah pemenuhan keinginan, kebutuhan, kepentingan, dan harapan pelanggan. Dengan kata lain bagaimana perusahaan mampu menerapkan pelayanan prima. Disinilah keterlibatan kalangan manajer dan karyawan harus merupakan suatu tim yang sinergis dan efektif. Diperkuat dengan intensitas komunikasi horisontal dan vertikal diantara mereka maka strategi PMT akan sangat menentukan seberapa jauh pencapaian kepuasan maksimum dan loyalitas pelanggan tercapai. Hal demikian merupakan perubahan paradigma lama yang lebih menekankan pada inventory-driven system ke lebih yang bersifat service-driven system. Dengan kata lain keberhasilan perusahaan dalam bersaing sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur pelayanan kepada pelanggan. Permintaan pelanggan menjadi faktor pengendali persaingan; bukan oleh system persediaan.

Lalu dimana peran strategi SDM dalam PMT? Yang jelas kualitas pelayanan suatu perusahaan merupakan fungsi dari peran dan kualitas SDM para karyawan dan manajemen. SDM karyawan berperan meningkatkan intensitas dan mutu fungsi-fungsi organisasi dan manajemen. Sementara kualitas SDM disini dilihat dari berbagai perspektif yakni (1) para pelaku bisnis memahami secara persis apa falsafah dibalik pentingnya kualitas pelayanan; (2) pelayanan mutu terpadu bukanlah tugas dan tanggung jawab dari subsistem pemasaran dan promosi saja tetapi merupakan kesatuan sistem mulai dari subsistem penyediaan input, produksi, pembiayaan, dan subsistem promosi dan pemasaran; (3) para pelaku (manajer dan karyawan) selalu mengikuti perkembangan pasar sekaligus dinamika kebutuhan, kepentingan, dan harapan pelanggan secara bersinambung; dan (4) perusahaan memiliki program pengembangan SDM berupa pelatihan-pelatihan dan kunjungan studi banding.

Strategi SDM yang merupakan derivasi atau turunan dari strategi bisnis haruslah memiliki ciri dinamis. Setiap perkembangan eksternal pasti akan memengaruhi strategi bisnis dan sekaligus strategi SDM. Dengan demikian ketika strategi alternatif PMT akan dijabarkan maka strategi SDM harus mencerminkan adanya batasan tentang apa tujuan, harapan, pertimbangan budaya, dan perilaku pelanggan dalam kontekls kualitas pelayanan. Dalam prakteknya maka strategi alternatif PMT memerlukan kondisi-kondisi tertentu antara lain (1) diterapkannya kepemimpinan mutu yang mampu memberikan inspirasi dan partisipasi aktif di kalangan karyawan; (2) pihak manajemen harus terus menerus mengembangkan system manajemen integrative dan membangun tim kerja yang tangguh; (3) menciptakan lingkungan kinerja yang nyaman dan aman yang didukung oleh system manajemen kompensasi dan karir yang terbuka dan adil; (4) mengembangkan infrastruktur mutu pelayanan terpadu dalam suatu bangunan perencanaan strategis bisnis; dan (5) survei pasar yang bersinambung untuk mengetahui perkembangan perilaku pasar dan pelanggan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang andal.

reff http://ronawajah.wordpress.com/2009/06/29/pelayanan-mutu-terpadu-dan-strategi-sdm/