Sabtu, Maret 25, 2006

Penciptaan budaya perusahaan



Pada tahun 1980-an, para peneliti manajemen menjadi tertarik kepada cara para pemimpin mengubah dan menghidupkan kembali organisasi-organisasi. Subyek tersebut khususnya relevan untuk suatu waktu ketika banyak perusahaan Amerika mendadak menyadari kebutuhan untuk mengubah cara-cara dari banyak hal yang dilakukan demi kelangsungan hidupnya dalam menghadapi persaingan ekonomi yang makin meningkatdari perusahaan-perusahaan luar negeri. Kepemimpinan transformasional menunjukkan kepada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional.

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Usaha-usaha oleh manajemen tertinggi untuk mentransformasi atau memperkuat kembali sebuah organisasi tidak besar kemungkinan berhasilnya kecuali budaya organisasi diganti. Penelitian tentang budaya organisasi merupakan sumber pengetahuan mengenai dinamika kepemimpinan transformasional dan proses yang dengannya karisma seorang pemimpin dapat dilembagakan

Hakikat Budaya Organisasi

Schein (1992) mendefinisikan budaya sebagai asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dirasakan oleh para anggota dari sebuah kelompok atau organisasi. Asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan tersebut menyangkut pandangan kelompok mengenai dunia dan kedudukannya dalam dunia tersebut, sifat dari waktu dan ruang lingkup, sifat manusia, dan hubungan manusia. Shein membedakan antara keyakinan-keyakinan yang mendasari (yang dapat tidak disadari) dan nilai-nilai yang menyertai, yang dapat konsisten maupun tidak dengan keyakinan-keyakinan tersebut.

Fungsi penting dari budaya adalah untuk membentuk kita memahami lingkungan dan menentukan cara menanggapinya, dan dengan demikian mengurangi ketegangan, ketidak pastian, dan kekacauan. Masalah internal dan eksternal tersebut saling berhubungan dengan kuat, dan organisasi-organisasi harus menghadapinya secara simultan.Selagi pemecahan-pemecahan dikembangkan melalui pengalaman, ia menjadi asumsi-asumsi yang dirasakan bersama yang diteruskan kepada para anggota baru. Selang beberapa waktu, asumsi-asumsi tersebut menjadi demikian familiar sehingga para anggota tidak lagi menyadarinya.

Bagaimana para pemimpin membentuk (menciptakan) budaya.

Menurut Schein (1992), para pemimpin mempunyai potensi paling besar menanamkan dan memperkuat aspek-aspek budaya yaitu (1) Mekanisme Utama, (2) Mekanisme Sekunder.

1. Mekanisme Utama :

1.a. Perhatian (Attention). Para pemimpin mengkomunikasikan prioritas-prioritas, nilai-nilai-nilai, perhatian mereka melalui pilihan mengenai sesuatu untuk menanyakan, mengukur, memberi pendapat tentang, memuji, dan mengkritik. Banyak dari komunikasi tersebut terjadi selama kegiatan-kegiatan memantai dan merencanakan, seperti merencanakan rapat-rapat, rapat-rapat mengenai tinjauan kemajuan, dan “management by walking around.” Ledakan-ledakan emosioanal para pemimpin khususnya mempunyai efek yang kuat dalam mengkomunikasikan nilai-nilai dan perhatian. Sebuah contoh adalah seorang pemimpinyang memarahi seorang bawahan karena tidak mengetahui apa yang terjadi dalam unitnya. Tidak menanggapi sesuatu juga menyampaikan pesan, yaitu, bahwa hal itu tidak penting.

1.b. Reaksi terhadap krisis.Krisis-krisis itu signifikan karena emosionalitas di sekeliling meningkatkan potensi untuk mempelajari nilai-nilai dan asumsi-asumsi. Misalnya, sebuah perusahaan yang sedang menghadapi tingkat penjualan yang turun secara drastis menghindari pemberhentian-pemberhentian dengan membuat agar semua pegawai (termasuk para manajer) bekerja dalam waktu lebih pendek dan menerima pemotongan gaji, dan dengn demikian mengkomunikasikan perhatian yang kuat terhadap mempertahankan pekerjaan para pegawai.

1.c. Pemodelan peran. Para pemimpin dapat mengkomunikasikan nilai-nilai dan harapan-harapan melalui tindakan mereka sendiri, khususnya tindakan-tindakan yang memperlihatkan kesetiaan istimewa, pengorbanan diri, dan pelayanan yang melebihi apa yang ditugaskan. Seorang pemimpin yang membuat sebuah kebijakan atau prosedur namun gagal untuk memperhatikannya, mengkomunikasikan pesan bahwa hal itu tidaklah penting atau diperlukan.

1.d. Alokasi imbalan-imbalan. Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan imbalan-imbalan seperti peningkatan upah, atau promosi mengkomunikasikan apa yang dinilai oleh pemimpin dan organisasi tersebut. Pengakuan formal dalam seremoni-seremoni dan pujian yang tidak formal mengkomunikasikan juga perhatian serta prioritas seorang pemimpin. Akhirnya, pemberian dari simbol-simbol tentang status memperkuat kepentingan yang relatif dari beberapa orang anggota disbanding dengan yang lainnya. Tentu saja perbedaan-perbedaan status yang jelas adalah bertentangan dengan nilai kebersamaan. Disbanding dengan kebanyakan perusahaan Amerika, perusahaan-perusahaan Jepang menggunakan jauh lebih sedikit symbol status dan keistimewaan-keistimewaan pangkat seperti ruang makan dan tempat parkir khusus.

1.e. Kriteria menseleksi dan membehentikan. Para pemimpin dapat mempengaruhi budaya dengan merekrut orang yang mempunyai nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau cirri-ciri tertentu dan dengan mempromosikan mereka ke posisi-posisi kekuasaan. Para pelamar yang tidak cocok dapat diskrining dengan prosedur-prosedur formal dan informal, dan ada juga prosedur-prosedur untuk meningkatkan seleksi diri sendiri, seperti memberi kepada pelamar informasi yang realistis tentang criteria dan persyaratan bagi keberhasilan dalam organisasi. Kriteria serta prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengeluarkanatau memberhentikan para anggota dari sebuah organisasi mengkomunikasikan juga nilai-nilai dari pemimpin tersebut.

2. Mekanisme Skunder.

2.a. Desain struktur orgnisasi. Desain dari sebuah struktur sering kali lebih dipengaruhi oleh asumsi-asumsi mengenai hubungan-hubungan internal atau teori yang implicit tenang manajemen daripada oleh persyaratan-persyaratan actual bagi adaptasi yang efektif terhadap lingkungan. Sebuah struktur yang disentralisasi mencerminkan keyakinan bahwa hanya pemimpin tersebut dapat menentukan apa yang terbaik, sedangkan sebuah struktur yang didesentralisasi suatu keyakinan pada inisiatif dan tanggung jawab yang dirasakan bersama.

2.b. Desain dari system dan prosedur-prosedur. Budget formal. Sesi-sesi perencanaan. Laporan-laporan, serta program pengembangan manajemen dapat digunakan untuk menekankan kepada beberapa kegiatan dan criteria, sedangkan ia juga membantu untuk mengurangi kedwiartian peran.

2.c. Desain fasilitas-fasilitas. Meskipun jarang dilakukan sebagai sebuah strategi yang disengaja, para pemimpin dapat mendesain fasilitas-fasilitas untuk mencerminkan nilai mengenai komunikasi terbuka. Mempunyai kantor yang sama dan fasilitas-fasilitas untuk makan yang sama bagi semua pegawai adalah konsisten dengan nilai-nilai kebersamaan.

2.d. Kisah-kisah legenda, dan dongeng. Kisah-kisah mengenai peristiwa-peristiwa dan orang penting dalam organisasi membantu memindahkan nilai-nilai dan asumsi-asumsi. Namun demikian, potensi penggunaan dari mekanisme tersebut dapat cukup terbatas bagi para pemimpin dari organisasi-organisasi bisinis. Sebuah yang berdwiarti tidak mengkomunikasikan nilai-nilai yang jelas, dan jika secara menyolok dibuat-dibuat akibatnya dapat berbalik. Kisah-kisah dan dongeng-dongeng dapat lebih merupakan sebuah refleksi daripada sebuah mekanisme untuk mempengaruhiya.

2.e. Pernyataan-pernyataan formal. Pernyataan- Pernyataan publik mengenai nilai-nilai pemimpin tersebut dan seruan-seruan tertulis, anggaran dasar dan falsafah tidaklah terlalu penting sebagai sebuah tambahan terhadap mekanisme lain. Mekanisme tersebut biasanya mengkomunikasikan hanya sebagian kecil dari asumsi-asumsi budaya dan keyakinan-keyakinan.

Budaya Kinerja Rendah


Budaya yang tidak sehat yang muncul dari scenario ini nampaknya memiliki tiga komponen umum. Pertama, para manajer cenderung menjadi angkuh. Kedua, para manajer dalam budaya ini cendrung benar-benar tidak menghargai pelanggan, pemegang saham dan karyawan. Ketiga, budaya-budaya ini menjadi bertentangan dengan nilai-nilai kepemimpinan yang diperlukan dan sebagian karena perusahaan-perusahaan ini memeliki orientasi manajerial yang sangat kuat, perspektif yang menghargai stabilitas dan keteraturan.

Budaya-budaya seperti diatas merusak kinerja ekonomi karena mereka tidak melakukan apa-apa untuk membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan. Para manajer mengabaikan informasi yang relevan dan bepegang teguh pada strategi dan praktik yang tidak lagi bermanfaat. Ketika perusahaan-perusahan masih berkinerja baik karena momentum historis, para eksekutif yang dapat melihat kebutuhan akan perubahan sering enggan memperkenalkannya – kadang-kadang karena mereka hampir pensiun, kadang-kadang mereka takut oposisi, kadang-kadang mereka tidak mau meresikokan kinerja perusahaan yang sudah dicapai saat ini. Bahkan ketika kinerja perusahaan-perusahaan ini merosot tajam karena ketidakcocokan yang besar antar budaya dan lingkungan, perubahan tetap saja tidak cepat atau mudah dating cepat karena kombinasi dari kesombongan, kepicikan, dan kurannya kepemimpinan.

Budaya yang kurang adaptif pada intinya cenderung berperilaku seperti kasur atau sofa dengan pegas di dalamnya; mungkin dapat mengubah bentuk dari satu bagian struktur ini dengan memakai kekuatan yang cukup, tetapi segera setelah kekuatan itu berpindah atau berkurang, bentuk aslinya akan muncul kembali. Sekurang-kurang empat karakteristik budaya yang bertanggung jawab atas perilaku ini:
1) kesaling tergantungan antara dan dalam tingkat budaya (nilai, perilaku/praktik),
2) kesalingtergantungan antar budaya dan struktur kekuatan di dalam sebuah organisasi,
3) mekanisme-mekanisme yang biasanya mengabadikan budaya, dan
4) hubungan yang kuat antara nilai dan emosi manusia.

Karena kesalingtergantungan antara nilai dan perilaku, eksekutif kadang-kadang membuat perubahan yangdiperlukan dengan kebijakan atau structural formal atau arsitektur dan mencapai suatu perubahan yang dibatasi oleh pola perilaku. Tetapi karena beberapa nilai yang tidak konsisten dengan perilaku tersebut tetap tidak berubah, kekuatan ini dibangun untuk mengembalikan lagi praktik yang lama – kekuatan yang selama satu periode waktu bertumbuh secara tidak bervariasi menjadi cukup kuat untuk berhasil.

Karena budaya itu tidak saling tergantung dan biasanya membantu mendukung struktur kekuasaan dalam sebuah perusahaan, struktur kekuasaan tersebut biasanya memerangi perubahan yang mungkin mengancam privilige (hak-hak istimewa)-nya. Penolakan itu halus dan tersembunyi – dan sering berhasil. Karena mekanisme-mekanisme abadi, para eksekutif kadang-kadang secara berhasil mengubah tidak hanya perilaku melainkan juga beberapa niali dari suatu sub kelompok kecil dari para manajer mereka hanya untuk menemukan bahwa perubahan-perubahan tersebut sudah mengalami erosi sepanjang waktu oleh tindakan-tindakan dari kelompok sisanya. Apa yang dikomunikasikan, dipuji, dihukum, dan didukung oleh mayoritas yang secara perlahan merusak budaya subkelompok yang baru. Karena budaya menyentuh nilai-nilai manusia, ketika seseorang mencoba mengubah nilai-nilai yng dianut secara mendala, orang sering bereaksi secara emosional. Takut akan penderitaan karena kehilangan, mereka lekat pada hal-hal yang sudah lama dan sudah mereka akrabi.

Dalam dunia yang semakin bersaing, kemampuan untuk memperkenalkan strategi dan prakatik baru itu perlu. Dalam banyak perusahaan, jangkar pada perubahan tersebut bersifat budaya. Para eksekutif secara berhasil mengganti struktur formal, mengumumkan strategi baru, memperkerjakan eksekutif baru, membeli teknologi informasi baru, dan membangun pabrik-pabrik atau markas baru, tetapi tidak menghasilkan perubahan perilaku karena budaya penolakan. Sesungguhnya beberapa pengamat berkesimpulan bahwa itu sebenarnya tidak mungkin. Namun seperti akan kita lihat, nampaknya itu tidak benar.

Jumat, Maret 24, 2006

Menerjemahkan Angka ke Kata-kata di dalam Microsoft Excel

Ini salah satu cara bagaimana menerjemahkan angka ke dalam kata-kata dengan Visual Basic for Application dan nantinya akan dikenali sebagai macro. Fungsi dalam list program yang dipakai nantinya sebenarnya dapat digunakan pada aplikasi MS Office atau aplikasi Visual Basic lainnya namun pada bahasan ini dibatasi pada penggunaan dalam aplikasi MS Excel karena keterbatasan pengetahuan saya. Bagi yang sudah terbiasa pada penggunaan Visual Basic Editor pada MS Excel dapat langsung ke bagian list program.

Fungsi tersebut akan berguna:

  • Menerjemahkan angka ke dalam kata-kata sampai dengan 15 digit termasuk nilai desimal (ratusan trilian apabila tanpa nilai desimal).
  • Angka 15 digit ini merupakan nilai yang dapat ditampung MS Excel sebelum dirubah ke nilai exponen.
  • Desimal yang diterjemahkan sampai dengan dua angka dibelakang koma.
    Mengenal 4 Style, yaitu cara penulisan huruf besar/kecil-nya.
  • Bebas menggunakan satuan yang diinginkan.

Langkah-langkanya adalah:

  1. Buka aplikasi MS Excel, apabila secara otomatis tidak muncul workbook baru (atau Book1 maka bukalah Workbook baru dari File > New… (Ctrl+N);
  2. Pada workbook baru pada sheet mana saja pilihlah Tools > Macro > Visual Basic Editor atau dengan shortcut Alt+F11. Lihat Gambar 1 Gambar 1
    Setelah itu akan muncul window baru bertitle Microsoft Visual Basic. Setelah itu, pilih Insert > Module.
  3. Pada Module 1 yang baru dibuat, letakkan kursor pada bagian Code. Apabila belum muncul atau beralih ke bagian tersebut pilih View > Code (F7).
  4. Pada lembar kosong tersebut copy paste-kan list program pada file terbilang.txt. Lihat Gambar 2 Gambar 2
  5. Setelah Anda selesai mengcopy pilih File > Close and Return to Microsoft Excel untuk kembali ke workbook MS Excel.
  6. Simpan workbook tersebut, namai misalnya terbilang.xls.
  7. Sekarang Anda dapat mencoba fungsi tersebut dalam sheet mana saja dalam workbook tersebut. Misalnya Anda ketikan pada cell A1 angka berapa saja. Pilih cell yang akan menampung terjemahan kata-katanya, misalnya di A2.
  8. Pilih Insert > Function…, maka akan muncul dialog box daftar fungsi di MS Excel. Lihat Gambar 3 Gambar 3
  9. Dari daftar dalam Function category, pilihlah User Defined, sehingga dalam daftar di Function name muncul nama fungsi terbilang, pilih fungsi tersebut kemudian klik OK, sehingga muncul dialog box seperti Gambar 4. Gambar 4
  10. Isilah dialog box di atas dengan ketentuan sebagai berikut:
    Nilai_Angka
    Isilah dengan angka yang akan diterjemahkan, atau isi dengan nama cell yang berisi angka yang akan diterjemahkan, misalnya A1.
    Style
    Isi dengan kode 1 sampai dengan 4 untuk menentukan cara penulisannya.
    1:Teks terbilang ditulis dengan huruf besar (kapital) semua (uppercase);
    2:Teks terbilang ditulis dengan huruf kecil semua (lowercase);
    3:Teks terbilang ditulis dengan huruf besar pada awal kata saja (title case);
    4:Teks terbilang ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama saja (sentence case).
    Isian style sifatnya optional, apabila tidak diisi maka defaultnya 4 (sentence case).
    Satuan
    Isi dengan satuan untuk teks terbilang, misalnya rupiah, unit atau buah. Isian satuan sifatnya optional, apabila dikosongkan maka teks terbilang ditulis tanpa satuan tertentu.
  11. Anda juga dapat langsung menggunakan fungsi terbilang secara langsung pada cell dengan formula:
    =terbilang(Nilai_Angka;Style;”Satuan”)
    Penjelasan lihat di atas. Perlu diperhatikan bahwa penulisan satuan ditulis dengan cara diapit tanda petik(”).
  12. Sekarang Anda tutup workbook tersebut. Coba buka kembali workbook tersebut, maka akan muncul peringatan seperti Gambar 5. Untuk dapat menggunakan fungsi terbilang diatas Anda harus memilih Enable Macros setiap kali Anda menggunakanGambar 5 Pada tahapan ini Anda dapat menggunakan fungsi terbilang pada cell dan worksheet mana saja tetapi terbatas pada workbook tersebut. Setiap kali Anda membuat file MS Excel dan memerlukan fungsi terbilang Anda harus mengulangi langkah-langkah di atas atau Anda menyimpan dengan nama atau lokasi yang berbeda dengan cara File > Save As… Ada cara lain agar setiap kali membuat file/workbook baru, Anda langsung dapat menggunakan fungsi terbilang.

Langkah-langkahnya:

  1. Buka file yang Anda simpan di atas yang berekstensi xls. Kemudian pilih File > Save As.. Kemudian pada isian File name isi dengan nama file, misalnya terbilang. Pada isian Save as type pilih Microsoft Excel Add-In (*.xla). Lihat Gambar 6 Gambar 6
    Secara default folder yang terbuka untuk menyimpan file type Add-In ini berada pada C:WINDOWS\Aplication Data\Microsoft\AddIns, sebaiknya Anda menyimpannya pada folder ini, meskipun Anda dapat menentukan lokasi lain. Nantinya file yang disimpan berekstensi xla.
  2. Setelah Anda menyimpannya, tutup MS Excel. Buka kembali dengan workbook baru.
  3. Pada workbook baru tersebut pilih Tools > Add-Ins… Muncul dialog box seperti pada Gambar 7.Gambar 7
    Klik Browse… maka secara default Anda dihadapkan pada isi folder AddIns seperti disebut pada point 1, kemudian pilih file Add-In terbilang tersebut. Maka fungsi terbilang akan masuk list pada Add-Ins available seperti pada Gambar 7. Pastikan Anda beri tanda check. Kemudian klik OK.
  4. Pada workbook baru ini, Anda sudah dapat menggunakan fungsi terbilang, begitu pula saat Anda nanti membuat file/workbook baru.
  5. Anda dapat menonaktifkan Add-In ini dengan menghilangkan tanda check seperti tersbut di atas.

SCRIPT VBA DI EXCEL

'Fungsi Terbilang dengan VBA untuk MS Office

'Ditulis oleh maseko

'Fungsi penterjemahan masing-masing angka

Private Function KeKata(Nomor)TrjKata = Array("", "satu", "dua", "tiga", "empat", "lima", "enam", "tujuh", "delapan", "sembilan")

KeKata = TrjKata(Nomor)

End Function

'Mulai penulisan Fungsi Terbilang

Public Function terbilang(Nilai_Angka, Optional Style = 4, Optional Satuan = "")Angka = Fix(Abs(Nilai_Angka))

'Desimal dibelakang koma

des1 = Mid(Abs(Nilai_Angka), Len(Angka) + 2, 1)

des2 = Mid(Abs(Nilai_Angka), Len(Angka) + 3, 1)

If des2 = "" Then

If des1 = "" Or des1 = "0" Then

Koma = ""

Else

Koma = " koma " & KeKata(des1)

End If

Else

If des2 = "0" Then

If des1 = "0" Then

Koma = ""

ElseIf des1 = "1" Then

Koma = " koma sepuluh"

Else

Koma = " koma " & KeKata(des1) & " puluh"

End If

Else

If des1 = "0" Then

Koma = " koma nol " & KeKata(des2)

ElseIf des1 = "1" Then

If des2 = "1" Then

Koma = " koma sebelas"

Else

Koma = " koma " & KeKata(des2) & " belas"

End If

Else

Koma = " koma " & KeKata(des1) & " puluh " & KeKata(des2)

End If

End If

'Misahin Angka

No1 = Left(Right(Angka, 1), 1)

No2 = Left(Right(Angka, 2), 1)

No3 = Left(Right(Angka, 3), 1)

No4 = Left(Right(Angka, 4), 1)No

5 = Left(Right(Angka, 5), 1)

No6 = Left(Right(Angka, 6), 1)

No7 = Left(Right(Angka, 7), 1)

No8 = Left(Right(Angka, 8), 1)

No9 = Left(Right(Angka, 9), 1)

No10 = Left(Right(Angka, 10), 1)

No11 = Left(Right(Angka, 11), 1)

No12 = Left(Right(Angka, 12), 1)

No13 = Left(Right(Angka, 13), 1)

No14 = Left(Right(Angka, 14), 1)

No15 = Left(Right(Angka, 15), 1)

'Satuan

If Len(Angka) >= 1 Then

If Len(Angka) = 1 And No1 = 1 Then

Nomor1 = "satu"

ElseIf Len(Angka) = 1 And No1 = 0 Then

Nomor1 = "Nol"

ElseIf No2 = "1" Then

If No1 = "1" Then

Nomor1 = "sebelas"

ElseIf No1 = "0" Then

Nomor1 = "sepuluh"

Else

Nomor1 = KeKata(No1) & " belas"

End If

Else

Nomor1 = KeKata(No1)

End If

Else

Nomor1 = ""

End If

'PuluhanIf Len(Angka) >= 2 Then

If No2 = 1 Or No2 = "0" Then

Nomor2 = ""

Else

Nomor2 = KeKata(No2) & " puluh "

End If

Else

Nomor2 = ""

End If

'Ratusan

If Len(Angka) >= 3 Then

If No3 = "1" Then

Nomor3 = "seratus "

ElseIf No3 = "0" Then

Nomor3 = ""

Else

Nomor3 = KeKata(No3) & " ratus "

End If

Else

Nomor3 = ""End If

'Ribuan

If Len(Angka) >= 4 Then

If No6 = "0" And No5 = "0" And No4 = "0" Then

Nomor4 = ""

ElseIf (No4 = "1" And Len(Angka) = 4) Or (No6 = "0" And No5 = "0" And No4 = "1") Then

Nomor4 = "seribu "

ElseIf No5 = "1" Then

If No4 = "1"Then

Nomor4 = "sebelas ribu "

ElseIf No4 = "0" Then

Nomor4 = "sepuluh ribu "

Else

Nomor4 = KeKata(No4) & " belas ribu "

End If

Else

Nomor4 = KeKata(No4) & " ribu "

End If

Else

Nomor4 = ""

End If

'Puluhan ribuIf Len(Angka) >= 5 Then

If No5 = "1" Or No5 = "0" Then

Nomor5 = ""

Else

Nomor5 = KeKata(No5) & " puluh "

End If

Else

Nomor5 = ""

End If

'Ratusan RibuIf Len(Angka) >= 6 Then

If No6 = "1" Then

Nomor6 = "seratus "

ElseIf No6 = "0" Then

Nomor6 = ""

Else

Nomor6 = KeKata(No6) & " ratus "

End If

Else

Nomor6 = ""

End If

'Jutaan

If Len(Angka) >= 7 Then

If No9 = "0" And No8 = "0" And No7 = "0" Then

Nomor7 = ""

ElseIf No7 = "1" And Len(Angka) = 7 Then

Nomor7 = "satu juta "

ElseIf No8 = "1" Then

If No7 = "1" Then

Nomor7 = "sebelas juta "

ElseIf No7 = "0" Then

Nomor7 = "sepuluh juta "

Else

Nomor7 = KeKata(No7) & " belas juta "

End If

Else

Nomor7 = KeKata(No7) & " juta "

End If

ElseNomor7 = ""

End If

'Puluhan juta

If Len(Angka) >= 8 Then

If No8 = "1" Or No8 = "0"

Then Nomor8 = ""

Else

Nomor8 = KeKata(No8) & " puluh "

End If

Else

Nomor8 = ""

End If

'Ratusan juta

If Len(Angka) >= 9 Then

If No9 = "1" Then

Nomor9 = "seratus "

ElseIf No9 = "0" Then

Nomor9 = ""

Else

Nomor9 = KeKata(No9) & " ratus "

End If

ElseNomor9 = ""

End If

'Milyar

If Len(Angka) >= 10 Then

If No12 = "0" And No11 = "0" And No10 = "0" Then

Nomor10 = ""

ElseIf No10 = "1" And Len(Angka) = 10

Then Nomor10 = "satu milyar "

ElseIf No11 = "1" Then

If No10 = "1" Then

Nomor10 = "sebelas milyar "

ElseIf No10 = "0" Then

Nomor10 = "sepuluh milyar "

Else

Nomor10 = KeKata(No10) & " belas milyar "

End If

Else Nomor10 = KeKata(No10) & " milyar "

End If

Else

Nomor10 = ""

End If

'Puluhan Milyar

If Len(Angka) >= 11 Then

If No11 = "1" Or No11 = "0" Then

Nomor11 = ""

Else

Nomor11 = KeKata(No11) & " puluh "

End If

Else

Nomor11 = ""

End If

'Ratusan Milyar

If Len(Angka) >= 12 Then

If No12 = "1" Then

Nomor12 = "seratus "

ElseIf No12 = "0" Then

Nomor12 = ""

Else

Nomor12 = KeKata(No12) & " ratus "

End If

Else

Nomor12 = ""

End If

'Triliun

If Len(Angka) >= 13 Then

If No15 = "0" And No14 = "0" And No13 = "0" Then

Nomor13 = ""

ElseIf No13 = "1" And Len(Angka) = 13 Then

Nomor13 = "satu triliun "

ElseIf No14 = "1" Then

If No13 = "1" Then

Nomor13 = "sebelas triliun "

ElseIf No13 = "0" Then

Nomor13 = "sepuluh triliun "

Else

Nomor13 = KeKata(No13) & " belas triliun "

End If

Else

Nomor13 = KeKata(No13) & " triliun "

End If

Else

Nomor13 = ""

End If

'Puluhan triliun

If Len(Angka) >= 14 Then

If No14 = "1" Or No14 = "0" Then

Nomor14 = ""

Else

Nomor14 = KeKata(No14) & " puluh "

End If

Else

Nomor14 = ""

End If

'Ratusan triliun

If Len(Angka) >= 15 Then

If No15 = "1" Then

Nomor15 = "seratus "

ElseIf No15 = "0" Then

Nomor15 = ""

Else

Nomor15 = KeKata(No15) & " ratus "

End If

Else

Nomor15 = ""

End If

If Len(Angka) > 15 Then

bilang = "Digit Angka Terlalu Banyak"

Else

If IsNull(Nilai_Angka) Then bilang = "" ElseIf Nilai_Angka < bilang = "minus ">

Else

bilang = Trim(Nomor15 & Nomor14 & Nomor13 & Nomor12 & Nomor11 & Nomor10 & Nomor9 & Nomor8 & Nomor7 _ & Nomor6 & Nomor5 & Nomor4 & Nomor3 & Nomor2 & Nomor1 & Koma & " " & Satuan)

End If

End If

If Style = 4 Then

terbilang = StrConv(Left(bilang, 1), 1) & StrConv(Mid(bilang, 2, 1000), 2)

Else

terbilang = StrConv(bilang, Style)

End If

terbilang = Replace(terbilang, " ", " ", 1, 1000, vbTextCompare)

End Function

RKAPB Koperasi LIA thn 2024 6