Lama, suaramu tak kudengar lagi Lama... Kadang-kadang, Di tengah-tengah si pongah mortir dan mitralyur, Dentuman bom dan meriam sahut-menyahut, Kudengar, tingkatan irama sajakmu itu, Yang pernah kau hadiahkan kepadaku,
Entahlah, tak kunjung namamu bertemu di dalam ”Daftar”. Tiba-tiba, Di tengah-tengah gemuruh ancaman dan gertakan, Rayuan umbuk dan umbai silih berganti, Melantang menyambar api kalimah hak dari mulutmu, Yang biasa bersenandung itu, Seakan tak terhiraukan olehmu bahaya mengancam.
Aku tersentak, Darahku berdebar, Air mataku menyenak, Girang, diliputi syukur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar